Pentingnya Pengetahuan dalam Pengelolaan Kemajemukan di Aras Lokal

“Pengetahuan itu penting bagi masyarakat. Misalnya saja, ada salah satu kegiatan keagamaan dari kelompok agama tertentu yang dibubarkan oleh kelompok agama yang lain. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan warga akan kebiasaan atau tata ibadah dari kelompok yang lain. Akhirnya kami memberikan informasi kepada pihak yang membubarkan. Kami mohon dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk saling ‘ngangsu kawruh’ (saling mencari pengetahuan-red) dan kemudian disampaikan kepada para penganut agamanya masing-masing.”

Itulah tanggapan dari seorang ketua Rukun Warga (RW) di Kelurahan Joyosuran, sebagai salah satu peserta Forum Belajar Bersama “Strategi Pengelolaan Kemajemukan di Aras Lokal” yang diselenggarakan di Kantor Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta pada tanggal 21 Juli 2019 yang lalu.

Masih dalam suasana Idul Fitri 2019, forum atas kerja bersama Lembaga Percik Salatiga, Pemerintah Kelurahan Joyosuran, dan Pemerintah Kecamatan Pasar Kliwon ini juga menjadi ajang halal bi halal bagi para peserta untuk saling memaafkan.

Sekira 40 orang hadir yang terdiri dari unsur kepolisian, pemerintah kecamatan, pemerintah kelurahan RW/RT, organisasi perempuan, pemuda, tokoh agama, dan Organisasi Masyarakat Sipil yang beraktivitas di kelurahan-kelurahan Joyosuran, Sangkrah, dan Semanggi.

Belajar bersama diawali dengan pancingan gagasan dari dua orang narasumber, yakni Sekrektaris Camat (Sekcam) Pasar Kliwon, Khoeroni dan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pasar Kliwon, AKP. Ariakta Gagah Nugraha.

Sekcam Pasar Kliwon memberikan informasi mengenai berbagai program Kecamatan Pasar Kliwon dalam upaya pengelolaan kemajemukan dengan berbagai strateginya, dari mengelola lingkungan secara bersama-sama melalui revitalisasi sungai sampai dengan menumbuhkan nasionalisme melalui lomba seperti cerdas cermat dan menyanyikan lagu kebangsaan. Sementara itu menyinggung tentang banjir informasi karena kemajuan teknologi, Sekcam mengajak untuk melihat informasi lebih  menyeluruh, “Permasalahan seringkali muncul dari informasi yang sepotong-potong. Kita sebaiknya telaah terlebih dahulu, kita dengar dan resapi. Jangan hanya masuk ke otak saja, namun perlu kita telaah dengan hati. Karena ada banyak yang tampaknya masuk akal tapi belum tentu benar.”

Hampir senada, salah satu poin yang disampaikan oleh Kapolsek Pasar Kliwon adalah “Rendahnya pendidikan atau pengetahuan di masyarakat bisa berdampak mudah masuknya paham yang radikal.” Sebagai contoh tindakan radikal yang pernah dilakukan oleh seorang warga Kelurahan Sangkrah yang menjadi pelaku bom di Mapolresta Surakarta. Menurut Kapolsek, ini adalah masalah bersama yang perlu mendapatkan perhatian masyarakat di Pasar Kliwon.

Setiap permasalahan berkaitan dengan kemajemukan perlu peran serta seluruh elemen masyarakat. Belajar bersama saling berbagi pengetahuan dan informasi faktual menjadi penting dalam menyelesaikan berbagai masalah di aras lokal. (Amb)

Tentang Penulis

Berita lainnya