Perempuan memiliki peran vital dalam keluarga. Oleh karenanya, mendorong perempuan untuk turut terlibat dalam penanganan persoalan di tingkat lokal menjadi pilihan yang strategis. Persoalan yang cukup menarik perhatian di sejumlah wilayah di Kecamatan Pasar Kliwon-Surakarta adalah menyangkut persoalan miras (minuman keras). Di sejumlah wilayah persoalan miras masih menjadi masalah serius. Terutama menyangkut dampak-dampak yang ditimbulkannya. Hal inilah yang kemudian mendorong untuk melibatkan peran perempuan dalam mengampanyekan secara damai tentang bahaya miras kepada keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya. Untuk itulah, Yayasan Percik bekerjasama dengan Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon-Surakarta menyelenggarakan sarasehan tentang penanggulangan bahaya miras dengan melibatkan kaum perempuan.
Sarasehan diselenggarakan di Balai Kelurahan Sangkrah pada 26 September 2019. Peserta yang hadir adalah kaum perempuan perwakilan dari empat kelurahan, yaitu Sangkrah, Semanggi, Joyosuran, dan Mojo. Di beberapa wilayah di kelurahan-kelurahan tersebut persoalan miras masih melingkupi warganya. Persoalan miras bisa membawa dampak pada kesehatan bahkan berujung pada kematian. Selain itu, aktivitas miras yang dilakukan warga juga berdampak pada hubungan sosial masyarakat setempat. Tidak jarang respon kelompok tertentu dalam memerangi miras menggunakan cara-cara kekerasan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga lainnya.
Meski sosialisasi pencegahan miras telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, namun persoalan miras masih perlu mendapatkan perhatian di sejumlah wilayah. Belum lama ini diberitakan tentang korban meninggal akibat miras oplosan yang melibatkan warga Kelurahan Sangkrah. Hanya saja yang sering menimbulkan pertentangan adalah penggunaan cara-cara kekerasan oleh kelompok tertentu dalam memerangi miras. Cara-cara kekerasan dalam menyelesaikan persoalan miras kerap menimbulkan ketakutan dan ketidaknyamanan warga lainnya yang tinggal di sekitar. Seorang ibu menyampaikan pengalaman tidak menyenangkan ketika anak laki-lakinya menjadi korban salah sasaran dari kelompok laskar saat memerangi miras.
Sarasehan ini dilatarbelakangi semangat menggugah peran perempuan untuk turut mengampanyekan pencegahan miras melalui keluarga dan lingkungan sekitarnya. Peran perempuan ini bisa dimulai dengan membekali pengetahuan perempuan tentang dampak-dampak bahaya miras. Pengetahuan itulah yang diharapkan bisa membekali perempuan melaksanakan perannya. Untuk menambah pengetahuan, sarasehan ini menghadirkan dua narasumber. Hj. Rodhiyah, Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah Surakarta menyampaikan nilai-nilai ajaran Islam dalam mendukung peran perempuan. Sedangkan Iptu Winarsih, SH MH, KBO Sat Binmas Polresta Surakarta menyampaikan aspek hukum dalam penanganan miras. Lebih lanjut, Winarsih menyampaikan di era kemajuan teknologi ini perempuan yang sudah tak asing lagi dengan smartphone, hendaknya menggunakannya untuk menambah pengetahuan. Selain itu, menjalin komunikasi guna menambah pengetahuan juga penting dilakukan oleh perempuan, agar perempuan bisa berperan lebih baik dalam keluarga dan sekitarnya.
Persoalan miras memang menimbulkan keprihatinan bersama hingga kini. Perlu melibatkan banyak pihak dalam penanganan persoalan miras. Di sejumlah wilayah upaya-upaya penanganan persoalan miras telah melibatkan para pemangku kepentingan setempat. Sosialisasi tentang bahaya miras pernah diselenggarakan untuk menambah pengetahuan warga setempat. Babinkamtibmas Kelurahan Sangkrah juga terus berupaya melakukan sosialisasi tentang pencegahan dan penanggulangan miras. Di sisi yang lain masyarakat juga mulai menyadari dampak miras. Terbentuknya komunitas hobby juga turut mengurangi aktivitas miras. Salah seorang peserta dari Kelurahan Sangkrah menyampaikan, “Sejak adanya komunitas penggemar sepeda santai di wilayahnya, kini aktivitas miras mulai berkurang.”
Meski sebagian besar peserta terdiri dari kaum perempuan dari empat kelurahan, beberapa pemangku wilayah seperti Lurah Sangkrah beserta jajarannya, Babinkamtibmas Kelurahan Sangkrah, serta Babinsa turut menghadiri sarasehan yang digelar dari pagi hingga siang hari itu. Sarasehan ini juga telah memberi kesempatan untuk menjalin silaturahmi dengan tokoh-tokoh perempuan setempat. [cdw]